Uji Fourier Transform Infrared (Ftir) Vulkanisat Kompon Karet Alam Terisi Silika Tanpa Penambahan Oleamida Serta Dengan Penambahan Oleamida

Karakterisasi Fourier Transform Infra Red (FTIR) pada vulkanisat kompon karet alam terisi silika tanpa oleamida serta dengan penambahan oleamida sebanyak 2,0 bsk dan 6,0 bsk dilakukan untuk mengidentifikasi gugus fungsional yang terbentuk.

Karakteristik FTIR Vulkanisat Kompon Karet Alam Terisi Silika

Dari analisa gugus fungsional menggunakan FTIR diperoleh hasil spektrum vulkanisat kompon karet alam terisi silika tanpa penambahan oleamida dalam bentuk grafik yang dapat dilihat pada Gambar (A) serta vulkanisat kompon karet alam terisi silika dengan penambahan oleamida sebanyak 2,0 bsk dapat dilihat pada Gamba (B) dan vulkanisat kompon karet alam terisi silika dengan penambahan oleamida sebanyak 6,0 bsk dapat dilihat pada Gambar (C) .

Dari Gambar di atas dapat dilihat karakteristik FTIR vulkanisat kompon karet alam terisi silika tanpa penambahan oleamida dan vulknisat karet alam terisi silika dengan penambahan oleamida sebanyak 2,0 bsk dan 6,0 bsk yang menunjukkan beberapa serapan (peak) kunci yang dapat mengindikasikan suatu gugus sebagai ciri khusus dari suatu senyawa. Masing-masing gugus fungsional penyusun suatu senyawa memiliki karakteristik bilangan gelombang tersendiri sesuai dengan frekuensi vibrasinya.

Pada Gambar (A) dapat dilihat puncak serapan pada bilangan gelombang 3393,18 cm-1 yang terdapat pada sampel vulkanisat kompon karet alam terisi silika tanpa penambahan oleamida mengindikasikan keberadaan dari gugus O−H (merujuk pada Si-OH). Puncak serapan pada bilangan gelombang 2916,08 cm-1 terdapat pada sampel vulkanisat tersebut mengindikasikan keberadaan gugus C−H (merujuk pada C−H stretching). Puncak serapan pada bilangan gelombang 1536,24 dan 1643,96 cm-1 terdapat pada sampel vulkanisat tersebut mengindikasikan keberadaan gugus aromatik pada benzen (gugus stirena). Puncak serapan pada bilangan gelombang 1457,72; 1068,48; 803,68; 723,91 cm-1 terdapat pada sampel vulkanisat kompon karet alam terisi silika tanpa penambahan oleamida secara berurutan mengindikasikan keberadaan gugus gugus CH2 (merujuk pada CH2 bending), gugus Si−O−Si (merujuk pada Si−O−Si asymmetric), gugus C−C (merujuk pada C−C stretching) dan gugus ring bend.

Pada Gambar (B) dapat dilihat puncak serapan pada bilangan gelombang 3462,65 cm-1 yang terdapat pada sampel vulkanisat kompon karet alam terisi silika dengan penambahan oleamida sebanyak 2,0 bsk mengindikasikan keberadaan dari gugus O−H (merujuk pada O-H Stretching) Puncak serapan pada bilangan gelombang 3395,27 cm-1 terdapat pada sampel vulkanisat tersebut mengindikasikan keberadaan gugus O−H (merujuk pada Si-OH). Puncak serapan pada bilangan gelombang 2915,98 cm-1 pada sampel vulkanisat tersebut mengindikasikan keberadaan gugus C−H Stretching. Puncak serapan pada bilangan gelombang 1536,27 dan 1644,89; 1457,77; 1396,81; 1070,12; 803,20; 723,95 cm-1 terdapat pada sampel vulkanisat kompon karet alam terisi silika dengan penambahan oleamida sebanyak 2,0 bsk secara berurutan mengindikasikan keberadaan gugus aromatik benzen, CH2 (merujuk pada CH2 bending), gugus NO2 (merujuk pada NO2 stretching), Gugus Si−O−Si (merujuk pada Si−O−Si asymmetric), gugus C−C (merujuk pada C−C stretching) dan gugus ring bend.

Pada Gambar (C) dapat dilihat puncak serapan pada bilangan gelombang 3357,33 cm-1 yang terdapat pada sampel vulkanisat kompon karet alam terisi silika dengan penambahan oleamida sebanyak 6,0 bsk mengindikasikan keberadaan dari gugus O−H (merujuk pada O-H Stretching). Puncak serapan pada bilangan gelombang 3187,29 cm-1 terdapat pada sampel vulkanisat tersebut mengindikasikan keberadaan gugus O−H (merujuk pada Si-OH). Puncak serapan pada bilangan gelombang 2918,22 cm-1 pada sampel vulkanisat tersebut mengindikasikan keberadaan gugus C−H Stretching. Puncak serapan pada bilangan gelombang 1538,35 dan 1636,48; 1429,06; 1371,72; 1070,59; 824,89; 702,79 cm-1 terdapat pada sampel vulkanisat kompon karet alam terisi silika dengan penambahan oleamida sebanyak 6,0 bsk secara berurutan mengindikasikan keberadaan gugus aromatik benzen, CH2 (merujuk pada CH2 bending), gugus NO2 (merujuk pada NO2 stretching), Gugus Si−O−Si (merujuk pada Si−O−Si asymmetric), gugus C−C (merujuk pada C−C stretching) dan gugus ring bend.

Dari serapan bilangan gelombang tersebut terdapat gugus fungsional baru yaitu gugus O−H (merujuk pada O-H stretching) gugus NO2 (merujuk pada NO2 stretching), gugus C−N (merujuk pada C−N tertiary). Keberadaan gugus O-H, gugus NO2 dan gugus C−N tertiary disebabkan oleh efek dari oleamida pada kompon karet alam terisi silika. Ini menunjukkan ada interaksi kuat bukan hanya pada oleamida dan silika tetapi juga oleamida dengan karet.

Selama proses pematangan, hidrogen yang terdapat pada gugus NH2 pada oleamida dilepaskan, sehingga gugus amida menjadi reaktif dan membentuk coupling bond dengan gugus silanol Si-O dari silika, dan gugus non polar dari hidrokarbon oleamida berinteraksi melalui interaksi momen dipol dengan rantai panjang karet alam. Melalui mekanisme ini, interaksi antara karet alam-oleamida-silika terbentuk dan menghasilkan reaksi seperti pada Gambar berikut ini.

Perkiraan Ikatan Penggandeng antara Karet Alam-Oleamida-Silika


Daerah absorbansi gugus fungsional vulkanisat kompon karet alam terisi silika tanpa penambahan oleamida dapat dilihat pada Gambar Tabel (A) serta vulkanisat kompon karet alam terisi silika dengan penambahan oleamida sebanyak 2,0 bsk dapat dilihat pada Gambar Tabel (B) dan vulkanisat kompon karet alam terisi silika dengan penambahan oleamida sebanyak 6,0 bsk dapat dilihat pada Gambar Tabel (C) sebagai berikut: 

Gambar Tabel (A) Daerah Absorbansi Gugus Fungsional dari Vulkanisat Kompon Karet.jpg
Gambar Tabel (A) Daerah Absorbansi Gugus Fungsional dari Vulkanisat Kompon Karet.


Gambar Tabel (B) Daerah Absorbansi Gugus Fungsional dari Vulkanisat Kompon Karet Alam Terisi Silika dengan Penambahan Oleamida Sebanyak 2,0 bsk
Gambar Tabel (B) Daerah Absorbansi Gugus Fungsional dari Vulkanisat Kompon Karet Alam Terisi Silika dengan Penambahan Oleamida Sebanyak 2,0 bsk.


Gambar Tabel (C) Daerah Absorbansi Gugus Fungsional dari Vulkanisat Kompon Karet Alam Terisi Silika dengan Penambahan Oleamida Sebanyak 6,0 bsk
Gambar Tabel (C) Daerah Absorbansi Gugus Fungsional dari Vulkanisat Kompon Karet Alam Terisi Silika dengan Penambahan Oleamida Sebanyak 6,0 bsk.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Karakterisasi Indeks Kristalinitas Vulkanisat Kompon Karet Alam Terisi Silika Tanpa Penambahan Oleamida Serta Penambahan Oleamida