Postingan

Kelayakan Ekonomis Kilang Pengolahan Gas Bumi Dengan Gas Umpan

Gambar
Gas alam merupakan salah satu sumber daya alam yang melimpah di Indonesia. Gas alam menjadi alternatif baru sebagai penghasil sumber energi karena sudah mulai terbatasnya minyak bumi. Keterbatasan tersedianya infrastruktur dalam hal ini adalah kilangpengolahan gas alam itu sendiri, jaringan pipa yang digunakan untuk distribusi gas, dan juga teknologi yang diterapkan belum dilakukan secara optimal, sehingga pemanfaatan gas alam masih jauh di bawah pemanfaatan bahan bakar minyak yang menjadi sumber energi minyak bumi yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Prediksi kebutuhan bahan bakar semakin lama semakin meningkat. Pada bagian analisis pasar di prediksi peningkatan kebutuhan bahan bakar gas di Jawa Barat mencapai shortage 400-820 MMSCFD hingga tahun 2015. Berdasarkan ketersediaan gas di Lapangan Gas Suban yang mencapai 8.4 tcfg maka kilang ini akan di rancang dengan kapasitas 600 MMSCFD terdiri dari 2 train unit pengolahan dan diperkirakan akan berproduksi selama 40 tahun. Untuk dasar...

Karakterisasi Indeks Kristalinitas Vulkanisat Kompon Karet Alam Terisi Silika Tanpa Penambahan Oleamida Serta Penambahan Oleamida

Gambar
Indeks kristalinitas merupakan bilangan yang menyatakan tingkat kristalinitas suatu bahan. Semakin tinggi indeks kristalinitas suatu bahan menandakan semakin banyak rantai hidrokarbon lurus pada bahan tersebut (Segal, et al., 1959). Analisa indeks kristalinitas menggunakan alat X-Ray Diffractor (XRD). Hasil Analisa X-Ray Diffraction kompon karet alam dengan variasi A (0,0 bsk oleamida), variasi B (2,0 bsk oleamida) dan variasi C (6,0 bsk oleamida) terisi silika dapat dilihat pada gambar berikut.  Gambar Hasil Analisa X-Ray Diffraction Kompon Karet Alam Terisi Silika tanpa Penambahan Oleamida (A) serta Penambahan Oleamida Sebanyak 2,0 bsk (B) dan 6,0 bsk (C). Menurut Segal (1959), indeks kristalinitas dapat dihitung dengan membandingan intensitas senyawa kristalin dengan senyawa amorf suatu bahan. Intensitas kristalin (I002) bahan dapat dilihat dari puncak tertinggi grafik hasil pengujian XRD, sedangkan untuk gugus amorf dilihat pada 2θ = 18°. Dari Gambar terlihat bahwa untuk kompon...

Studi Morfologi Vulkanisat Kompon Ksb Terisi Silika

Gambar
Uji SEM (scanning electron microscopy) dilakukan untuk mengetahui morfologi atau citra permukaan dari sampel putus vulkanisat kompon KSB. Hasil SEM berupa gambar permukaan putus vulkanisat karet dengan menggunakan skala 200x. Pengaruh penambahan oleamida terhadap morfologi permukaan putusan vulkanisat kompon KSB terisi silika dapat dilihat pada Gambar berikut. Gambar Mikrograf SEM dengan Perbesaran 200x dari Putusan Vulkanisat Kompon KSB Terisi Silika dengan Penambahan Oleamida Sebanyak : (A) 0,0 bsk, (B) 2,0 bsk dan (C) 6,0 bsk. Dari Gambar terlihat bahwa mikrograf dari permukaan putus vulkanisat kompon KSB terisi silika dengan penambahan oleamida sebanyak 0,0, 2,0 dan 6,0 bsk. Dari Gambar (B) dapat diamati dengan jelas bahwa pada penambahan oleamida yang optimum sebanyak 2,0 bsk menunjukkan permukaan matriks yang paling kasar dengan cabikan yang besar dibanding Gambar (A) dan Gambar (C). Hal ini mengindikasikan telah terjadi interaksi yang baik antara KSB dengan pengisi silika sehing...

Studi Morfologi Vulkanisat Kompon Karet Alam Terisi Silika

Gambar
Uji SEM (scanning electron microscopy) dilakukan untuk mengetahui morfologi atau citra permukaan dari sampel putus vulkanisat kompon karet alam. Hasil SEM berupa gambar permukaan putus vulkanisat karet dengan menggunakan skala 200x. Pengaruh penambahan oleamida terhadap morfologi permukaan putusan vulkanisat kompon karet alam terisi silika dapat dilihat pada Gambar berikut. Gambar Mikrograf SEM dengan Perbesaran 200x dari Putusan Vulkanisat Kompon Karet Alam Terisi Silika dengan Penambahan Oleamida. Dari Gambar di atas terlihat bahwa mikrograf dari permukaan putus vulkanisat kompon karet alam terisi silika dengan penambahan oleamida sebanyak 0,0, 2,0 dan 6,0 bsk. Dari Gambar (B) dapat diamati dengan jelas bahwa pada penambahan oleamida yang optimum sebanyak 2,0 bsk menunjukkan permukaan matriks yang paling kasar dengan cabikan yang besar dibanding Gambar (A) dan Gambar (C). Hal ini mengindikasikan telah terjadi interaksi yang baik antara karet alam dengan pengisi silika sehingga mengha...

Uji Fourier Transform Infrared (Ftir) Vulkanisat Kompon Karet Alam Terisi Silika Tanpa Penambahan Oleamida Serta Dengan Penambahan Oleamida

Gambar
Karakterisasi Fourier Transform Infra Red (FTIR) pada vulkanisat kompon karet alam terisi silika tanpa oleamida serta dengan penambahan oleamida sebanyak 2,0 bsk dan 6,0 bsk dilakukan untuk mengidentifikasi gugus fungsional yang terbentuk. Dari analisa gugus fungsional menggunakan FTIR diperoleh hasil spektrum vulkanisat kompon karet alam terisi silika tanpa penambahan oleamida dalam bentuk grafik yang dapat dilihat pada Gambar (A) serta vulkanisat kompon karet alam terisi silika dengan penambahan oleamida sebanyak 2,0 bsk dapat dilihat pada Gamba (B) dan vulkanisat kompon karet alam terisi silika dengan penambahan oleamida sebanyak 6,0 bsk dapat dilihat pada Gambar (C) . Dari Gambar di atas dapat dilihat karakteristik FTIR vulkanisat kompon karet alam terisi silika tanpa penambahan oleamida dan vulknisat karet alam terisi silika dengan penambahan oleamida sebanyak 2,0 bsk dan 6,0 bsk yang menunjukkan beberapa serapan (peak) kunci yang dapat mengindikasikan suatu gugus sebagai ciri khu...

Pengaruh Penambahan Oleamida Terhadap Persentase Pembengkakan Vulkanisat Kompon Ksb Terisi Silika

Gambar
Pengaruh penambahan oleamida terhadap persentase pembengkakan vulkanisat kompon KSB terisi silika dapat dilihat pada Gambar berikut. Dari Gambar 4.16 dapat dilihat bahwa penambahan oleamida sebanyak 2,0 bsk ke dalam kompon karet alam terisi silika menyebabkan penurunan persentase pembengkakan dibanding kompon kontrol (0,0 bsk). Penambahan oleamida dengan kadar yang lebih besar dari 2,0 bsk menyebabkan persentase pembengkakan mulai meningkat.Penambahan silika ke dalam kompon karet dalam jumlah yang bertahap akan menyebabkan pembengkakan pada kompon karet dan semakin membengkaknya kompon tersebut akan menurunkan derajat sambung silangnya. Pembengkakan pada vulkanisat karet merupakan proses difusi, sejumlah larutan toluen akan terdifusi melalui pori-pori karet sampai mencapai kesetimbangan. Toluen yang terdifusi melalui pori-pori karet akan menyebabkan karet membengkak. Persentase pembengkakan merupakan indikasi dari tingkat kerapatan sambung silang. Sebagaimana kompon karet yang mengalam...

Pengaruh Penambahan Oleamida Terhadap Sifat-Sifat Kompon Ksb Terisi Silika

Gambar
Waktu Skorj dan Waktu Pematangan Optimum Pengaruh penambahan oleamida terhadap waktu skorj dan waktu pematangan optimum dari kompon KSB terisi silika dapat dilihat pada Gambar berikut. Dari Gambar diatas dapat dilihat bahwa penambahan oleamida sebanyak 0,0 bsk menyebabkan terjadinya penurunan waktu skorj (ts2) dan penurunan waktu pematangan (t90) dari kompon kontrol (0,0 bsk). Waktu skorj (ts2) dan waktu pematangan (t90) terus menurun dengan penambahan lebih lanjut hingga 8,0 bsk. Silika yang dapat meningkatkan sifat-sifat pematangan karet dapat dianggap sebagai pengisi yang baik karena meningkatkan interaksi di dalam kompon karet tersebut. Gugus amina yang terdapat dalam oleamida merupakan bahan pencepat yang bersifat polar yang dapat menurunkan waktu pematangan dan waktu skorj karena gugus amina berinteraksi dengan gugus silanol pada silika sehingga gugus polar tersebut akan mencegah permukaan silika untuk menyerap bahan pencepat yang dapat memperlambat laju pematangan dan meningkatk...