Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2021

Kelayakan Ekonomis Kilang Pengolahan Gas Bumi Dengan Gas Umpan

Gambar
Gas alam merupakan salah satu sumber daya alam yang melimpah di Indonesia. Gas alam menjadi alternatif baru sebagai penghasil sumber energi karena sudah mulai terbatasnya minyak bumi. Keterbatasan tersedianya infrastruktur dalam hal ini adalah kilangpengolahan gas alam itu sendiri, jaringan pipa yang digunakan untuk distribusi gas, dan juga teknologi yang diterapkan belum dilakukan secara optimal, sehingga pemanfaatan gas alam masih jauh di bawah pemanfaatan bahan bakar minyak yang menjadi sumber energi minyak bumi yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Prediksi kebutuhan bahan bakar semakin lama semakin meningkat. Pada bagian analisis pasar di prediksi peningkatan kebutuhan bahan bakar gas di Jawa Barat mencapai shortage 400-820 MMSCFD hingga tahun 2015. Berdasarkan ketersediaan gas di Lapangan Gas Suban yang mencapai 8.4 tcfg maka kilang ini akan di rancang dengan kapasitas 600 MMSCFD terdiri dari 2 train unit pengolahan dan diperkirakan akan berproduksi selama 40 tahun. Untuk dasar...

Karakterisasi Indeks Kristalinitas Vulkanisat Kompon Karet Alam Terisi Silika Tanpa Penambahan Oleamida Serta Penambahan Oleamida

Gambar
Indeks kristalinitas merupakan bilangan yang menyatakan tingkat kristalinitas suatu bahan. Semakin tinggi indeks kristalinitas suatu bahan menandakan semakin banyak rantai hidrokarbon lurus pada bahan tersebut (Segal, et al., 1959). Analisa indeks kristalinitas menggunakan alat X-Ray Diffractor (XRD). Hasil Analisa X-Ray Diffraction kompon karet alam dengan variasi A (0,0 bsk oleamida), variasi B (2,0 bsk oleamida) dan variasi C (6,0 bsk oleamida) terisi silika dapat dilihat pada gambar berikut.  Gambar Hasil Analisa X-Ray Diffraction Kompon Karet Alam Terisi Silika tanpa Penambahan Oleamida (A) serta Penambahan Oleamida Sebanyak 2,0 bsk (B) dan 6,0 bsk (C). Menurut Segal (1959), indeks kristalinitas dapat dihitung dengan membandingan intensitas senyawa kristalin dengan senyawa amorf suatu bahan. Intensitas kristalin (I002) bahan dapat dilihat dari puncak tertinggi grafik hasil pengujian XRD, sedangkan untuk gugus amorf dilihat pada 2θ = 18°. Dari Gambar terlihat bahwa untuk kompon...

Studi Morfologi Vulkanisat Kompon Ksb Terisi Silika

Gambar
Uji SEM (scanning electron microscopy) dilakukan untuk mengetahui morfologi atau citra permukaan dari sampel putus vulkanisat kompon KSB. Hasil SEM berupa gambar permukaan putus vulkanisat karet dengan menggunakan skala 200x. Pengaruh penambahan oleamida terhadap morfologi permukaan putusan vulkanisat kompon KSB terisi silika dapat dilihat pada Gambar berikut. Gambar Mikrograf SEM dengan Perbesaran 200x dari Putusan Vulkanisat Kompon KSB Terisi Silika dengan Penambahan Oleamida Sebanyak : (A) 0,0 bsk, (B) 2,0 bsk dan (C) 6,0 bsk. Dari Gambar terlihat bahwa mikrograf dari permukaan putus vulkanisat kompon KSB terisi silika dengan penambahan oleamida sebanyak 0,0, 2,0 dan 6,0 bsk. Dari Gambar (B) dapat diamati dengan jelas bahwa pada penambahan oleamida yang optimum sebanyak 2,0 bsk menunjukkan permukaan matriks yang paling kasar dengan cabikan yang besar dibanding Gambar (A) dan Gambar (C). Hal ini mengindikasikan telah terjadi interaksi yang baik antara KSB dengan pengisi silika sehing...

Studi Morfologi Vulkanisat Kompon Karet Alam Terisi Silika

Gambar
Uji SEM (scanning electron microscopy) dilakukan untuk mengetahui morfologi atau citra permukaan dari sampel putus vulkanisat kompon karet alam. Hasil SEM berupa gambar permukaan putus vulkanisat karet dengan menggunakan skala 200x. Pengaruh penambahan oleamida terhadap morfologi permukaan putusan vulkanisat kompon karet alam terisi silika dapat dilihat pada Gambar berikut. Gambar Mikrograf SEM dengan Perbesaran 200x dari Putusan Vulkanisat Kompon Karet Alam Terisi Silika dengan Penambahan Oleamida. Dari Gambar di atas terlihat bahwa mikrograf dari permukaan putus vulkanisat kompon karet alam terisi silika dengan penambahan oleamida sebanyak 0,0, 2,0 dan 6,0 bsk. Dari Gambar (B) dapat diamati dengan jelas bahwa pada penambahan oleamida yang optimum sebanyak 2,0 bsk menunjukkan permukaan matriks yang paling kasar dengan cabikan yang besar dibanding Gambar (A) dan Gambar (C). Hal ini mengindikasikan telah terjadi interaksi yang baik antara karet alam dengan pengisi silika sehingga mengha...

Uji Fourier Transform Infrared (Ftir) Vulkanisat Kompon Karet Alam Terisi Silika Tanpa Penambahan Oleamida Serta Dengan Penambahan Oleamida

Gambar
Karakterisasi Fourier Transform Infra Red (FTIR) pada vulkanisat kompon karet alam terisi silika tanpa oleamida serta dengan penambahan oleamida sebanyak 2,0 bsk dan 6,0 bsk dilakukan untuk mengidentifikasi gugus fungsional yang terbentuk. Dari analisa gugus fungsional menggunakan FTIR diperoleh hasil spektrum vulkanisat kompon karet alam terisi silika tanpa penambahan oleamida dalam bentuk grafik yang dapat dilihat pada Gambar (A) serta vulkanisat kompon karet alam terisi silika dengan penambahan oleamida sebanyak 2,0 bsk dapat dilihat pada Gamba (B) dan vulkanisat kompon karet alam terisi silika dengan penambahan oleamida sebanyak 6,0 bsk dapat dilihat pada Gambar (C) . Dari Gambar di atas dapat dilihat karakteristik FTIR vulkanisat kompon karet alam terisi silika tanpa penambahan oleamida dan vulknisat karet alam terisi silika dengan penambahan oleamida sebanyak 2,0 bsk dan 6,0 bsk yang menunjukkan beberapa serapan (peak) kunci yang dapat mengindikasikan suatu gugus sebagai ciri khu...

Pengaruh Penambahan Oleamida Terhadap Persentase Pembengkakan Vulkanisat Kompon Ksb Terisi Silika

Gambar
Pengaruh penambahan oleamida terhadap persentase pembengkakan vulkanisat kompon KSB terisi silika dapat dilihat pada Gambar berikut. Dari Gambar 4.16 dapat dilihat bahwa penambahan oleamida sebanyak 2,0 bsk ke dalam kompon karet alam terisi silika menyebabkan penurunan persentase pembengkakan dibanding kompon kontrol (0,0 bsk). Penambahan oleamida dengan kadar yang lebih besar dari 2,0 bsk menyebabkan persentase pembengkakan mulai meningkat.Penambahan silika ke dalam kompon karet dalam jumlah yang bertahap akan menyebabkan pembengkakan pada kompon karet dan semakin membengkaknya kompon tersebut akan menurunkan derajat sambung silangnya. Pembengkakan pada vulkanisat karet merupakan proses difusi, sejumlah larutan toluen akan terdifusi melalui pori-pori karet sampai mencapai kesetimbangan. Toluen yang terdifusi melalui pori-pori karet akan menyebabkan karet membengkak. Persentase pembengkakan merupakan indikasi dari tingkat kerapatan sambung silang. Sebagaimana kompon karet yang mengalam...

Pengaruh Penambahan Oleamida Terhadap Sifat-Sifat Kompon Ksb Terisi Silika

Gambar
Waktu Skorj dan Waktu Pematangan Optimum Pengaruh penambahan oleamida terhadap waktu skorj dan waktu pematangan optimum dari kompon KSB terisi silika dapat dilihat pada Gambar berikut. Dari Gambar diatas dapat dilihat bahwa penambahan oleamida sebanyak 0,0 bsk menyebabkan terjadinya penurunan waktu skorj (ts2) dan penurunan waktu pematangan (t90) dari kompon kontrol (0,0 bsk). Waktu skorj (ts2) dan waktu pematangan (t90) terus menurun dengan penambahan lebih lanjut hingga 8,0 bsk. Silika yang dapat meningkatkan sifat-sifat pematangan karet dapat dianggap sebagai pengisi yang baik karena meningkatkan interaksi di dalam kompon karet tersebut. Gugus amina yang terdapat dalam oleamida merupakan bahan pencepat yang bersifat polar yang dapat menurunkan waktu pematangan dan waktu skorj karena gugus amina berinteraksi dengan gugus silanol pada silika sehingga gugus polar tersebut akan mencegah permukaan silika untuk menyerap bahan pencepat yang dapat memperlambat laju pematangan dan meningkatk...

Pengaruh Penambahan Oleamida Terhadap Sifat-Sifat Mekanik Vulkanisat Kompon Karet Alam Terisi Silika

Gambar
Modulus Tarik 100% dan 300% Pengaruh penambahan oleamida terhadap modulus tarik 100% dan 300% di dalam kompon karet alam dapat dilihat pada Gambar berikut. Dari Gambar terlihat bahwa penambahan oleamida sebanyak 2,0 bsk meningkatkan modulus tarik 100% (M100) dan modulus tarik 300% (M300) dari kompon kontrol (0,0 bsk) hingga penambahan sebanyak 8,0 bsk. Silika sebagai pengisi yang baik harus memberikan interaksi yang cukup baik dengan karet sehingga sifat-sifat mekanik seperti modulus dari kompon karet dapat ditingkatkan. M100 dan M300 merupakan bagian dari sifat mekanik yang berhubungan langsung dengan tenaga yang dibutuhkan (usaha) untuk meregangkan. Modulus tarik menggambarkan kekakuan/kekerasan (stiffness). Modulus yang tinggi mengindikasikan kekerasan yang lebih tinggi, sementara modulus yang rendah, mengindikasikan vulkanisat yang lebih lembut. Penambahan oleamida yang lebih besar dari 2,0 bsk menyebabkan nilai M100 dan M300 dari vulkanisat kompon karet alam terisi silika mulai me...

Pengaruh Kadar Oleamida Terhadap Derajat Dispersi Silika Pada Kompon Karet Alam

Gambar
Pengaruh penambahan oleamida terhadap derajat dispersi silika di dalam kompon karet alam dapat dilihat pada Gambar berikut. Derajat pendispersian silika di dalam fasa karet alam dapat ditentukan melalui persamaan berikut :  Dari Gambar diatas dapat diamati bahwa penambahan oleamida sebanyak 2,0 bsk menyebabkan penurunan nilai L dibandingkan dengan nilai L kompon kontrol. Nilai L semakin menurun dengan penambahan oleamida yang lebih lanjut hingga 8,0 bsk. Nilai L berkolerasi dengan derajat dispersi pengisi di dalam kompon karet. Semakin kecil nilai L maka semakin tinggi derajat dispersi pengisi sehingga menghasilkan luas permukaan yang lebih besar agar pengisi silika dengan karet alam dapat berinteraksi lebih baik. Semakin besar luas permukaan yang tersedia maka semakin tinggi pula derajat sambung silang total vulkanisat yang terbentuk. Pada prinsipnya proses pemlastis adalah terjadinya dispersi molekul-molekul pemlastis ke dalam fase polimer.. Adanya pemlastis menyebabkan gaya ikat...

Pengaruh Penambahan Oleamida Terhadap Persentase Pembengkakan Vulkanisat Kompon Karet Alam Terisi Silika

Gambar
Pengaruh penambahan oleamida terhadap persentase pembengkakan vulkanisat kompon karet alam terisi silika dapat dilihat pada berikut. Dari Gambar dapat dilihat bahwa penambahan oleamida sebanyak 2,0 bsk ke dalam kompon karet alam terisi silika menyebabkan penurunan persentase pembengkakan dibanding kompon kontrol (0,0 bsk). Penambahan kadar yang lebih besar dari 2,0 bsk menyebabkan persentase pembengkakan mulai meningkat. Penambahan silika sebagai pengisi ke dalam kompon karet dalam jumlah yang bertahap memberikan efek pembengkakan yang cukup siginifikan pada kompon karet yang akan menyebabakan penurunan kerapatan sambung silang dari kompon itu sendiri. Pembengkakan pada vulkanisat karet merupakan proses difusi, sejumlah larutan toluen akan terdifusi melalui pori-pori karet sampai mencapai kesetimbangan. Toluen yang terdifusi melalui pori-pori karet akan menyebabkan karet membengkak. Persentase pembengkakan merupakan indikasi dari tingkat kerapatan sambung silang. Sebagaimana kompon kar...

Pengaruh Penambahan Oleamida Terhadap Sifat-Sifat Kompon Karet Alam Terisi Silika

Gambar
Waktu Skorj dan Waktu Pematangan Optimum Pengaruh penambahan oleamida terhadap waktu skorj dan waktu pematangan optimum dari kompon karet alam terisi silika dapat dilihat pada Gambar berikut : Dari diatas dapat dilihat bahwa penambahan oleamida sebanyak 0,0 bsk menyebabkan terjadinya penurunan waktu skorj (ts2) dan penurunan waktu pematangan (t90) dari kompon kontrol (0,0 bsk). Waktu skorj (ts2) dan waktu pematangan (t90) terus menurun dengan penambahan lebih lanjut hingga 8,0 bsk. Silika sebagai pengisi yang baik harus memberikan interaksi yang cukup baik dengan karet sehingga sifat-sifat pematangan karet dapat ditingkatkan. Gugus amina yang terdapat dalam oleamida merupakan bahan pencepat yang bersifat polar yang dapat menurunkan waktu pematangan dan waktu skorj karena gugus amina berinteraksi dengan gugus silanol pada silika sehingga gugus polar tersebut akan mencegah permukaan silika untuk menyerap bahan pencepat yang dapat memperlambat laju pematangan dan meningkatkan derajat keas...

Karakterisasi Spektrum Infra Merah Oleamida

Gambar
Karakterisasi Fourier Transform Infra Red (FTIR) dilakukan dengan menggunakan spektroskopi infra merah yang dilengkapi dengan transformasi Fourier untuk mendeteksi dan menganalisis gugus-gugus fungsional yang ada pada oleamida. Karakteristik FTIR dan daerah absorbansi gugus-gugus fungsional dari oleamida dapat dilihat pada Gambar berikut : Dari tersebut dapat dilihat hasil analisa FTIR yang menunjukkan beberapa nilai bilangan gelombang yang dapat mengindikasikan adanya suatu gugus sebagai ciri khusus dari suatu senyawa. Masing-masing gugus fungsional penyusun suatu senyawa memiliki karakteristik bilangan gelombang tersendiri sesuai dengan frekuensi vibrasinya. Adapun frekuensi bilangan gelombang tiap gugus dapat dilihat pada gambar berikut ini : Pada tersebut dapat dilihat bilangan gelombang 2924,09 cm-1 menunjukkan adanya gugus C – H. Bilangan gelombang 2854,65 cm-1 menunjukkan adanya gugus metil (CH3) yang melekat pada atom karbon. Bilangan gelombang 709,80 cm-1 menunjukkan adanya gu...

Pengaruh Oleamida Terhadap Sifat-Sifat Karet Alam dan Karet Stirena Butadiena Terisi Silika

Gambar
Penelitian mengenai potensi oleamida sebagai bahan aditif bagi kompon karet alam dan karet stirena butadiena (KSB) terisi silika dengan menggunakan formulasi sistem vulkanisasi semi efisien telah dilakukan. Silika digunakan sebagai pengisi penguat ditambahkan ke kompon karet alam dan KSB sebanyak 30 bagian per seratus bagian karet stirena butadiena (bsk). Oleamida sebagai bahan aditif merupakan hasil sintesa dari asam oleat dengan urea. Kadar oleamida yang digunakan adalah 0,0; 2,0; 4,0; 6,0 dan 8,0 bsk. Dilakukan pengamatan pengaruh oleamida terhadap ciri-ciri pematangan dan sifat sifat mekanis dari kompon karet alam dan KSB terisi silika. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh bahwa oleamida berfungsi sebagai bahan kuratif dan sebagai bahan pemlastis bagi kompon karet alam dan KSB terisi silika. Oleamida menurunkan waktu skorj dan waktu pematangan optimum. Semakin besar kadar oleamida yang ditambahkan maka semakin menurun waktu skorj dan waktu optimum. Oleamida juga menurunkan tork ma...